Rabu, 06 Juli 2011

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA


A.  PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
Secara garis besar kamu telah mengetahui persebaran flora dan fauna di muka Bumi. Tentu saja persebaran itu hanya bersifat umum saja. Di Indonesia, persebaran flora dan fauna tidak merata. Negara kita adalah negara dengan wilayah kepulauan yang terdiri atas 17.000 pulau lebih. Di pulau-pulau itu hidup berbagai macam flora dan fauna yang membuat negara kita diakui sebagai negara dengan keragaman hayati tertinggi di dunia.Indonesia memiliki tumbuhan jenis palem terbanyak di dunia, yaitu 400 jenis. Di Indonesia juga tumbuh sekitar 25.000 jenis tanaman berbunga atau peringkat ketujuh di dunia.Keberadaan flora ini menopang kehidupan fauna. Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia yang mempunyai jenis mamalia terbanyak, yaitu 515 jenis. Indonesia juga menjadi Negara peringkat pertama di dunia yang mempunyai jenis kupu-kupu terbanyak, yaitu 121 jenis. Dari segi jenis reptil, Indonesia menduduki peringkat tiga di dunia dengan 600 jenis, peringkat empat untuk burung (1.519 jenis), dan peringkat kelima untuk amfibi (270 jenis). Data-data itu menunjukkan betapa negara kita memiliki kekayaan yang luar biasa. Kekayaan ini telah lama menyita perhatian dunia sehingga begitu banyak peneliti dan pemburu yang datang ke Indonesia.Dari seluruh flora dan fauna itu, sebagian besar merupakan flora dan fauna endemi, artinya tidak ada di wilayah negara lain. Flora dan fauna itu mempunyai kekhasan tersendiri. Kekhasan itulah yang menimbulkan minat para ilmuwan untuk datang ke Indonesia. Salah satu ilmuwan itu adalah Alfred Russel Wallace yang berasal dari Inggris. Ia mengadakan penjelajahan di Indonesia selama delapan tahun, sejak tahun 1854 sampai dengan 1862. Dari penjelajahan itu, Wallace menemukan beberapa keanehan menyangkut persebaran fauna. Wallace mendapati fauna yang ada di Sumatra juga banyak terdapat di Kalimantan. Beberapa ikan air tawar di Sumatra juga terdapat di Kalimantan, padahal di antara dua pulau itu terdapat perairan laut yang cukup luas, yaitu Selat Karimata. Tidak mungkin ikan air tawar itu menyeberangi perairan laut yang asin. Anehnya, ikan air tawar di Pulau Sulawesi berbeda dengan di Kalimantan. Padahal selat yang memisahkan lebih sempit dibanding Selat Karimata. Keanehan lain yang ia dapati di Pulau Sulawesi adalah burung. Ia sama sekali tidak mengira bahwa jenis burung yang hidup di Sulawesi berbeda dengan burung yang hidup di Kalimantan. Ini sangat aneh mengingat burung dapat terbang menyeberangi Selat Makassar yang lebih sempit dibanding Selat Karimata. Keadaan iklim di Kalimantan dan Sulawesi pun sama. Begitu juga dengan kondisi geografisnya tidak jauh berbeda.Itulah sekilas uraian yang menggambarkan betapa beragamnya flora dan fauna di Indonesia.

1.     FLORA DI INDONESIA
Seperti telah diuraikan di depan, flora di Indonesia begitu beragam. Flora itu Menempati suatu areal lahan yang dapat menunjang kehidupannya. Selanjutnya, flora itu membentuk biom dan subsubbiom. Untuk mengenal flora apa saja yang ada di Indonesia, kita akan menyelidikinya berdasarkan biom dan sub-subbiom tersebut. Tidak semua biom ada di Indonesia. Tundra dan gurun tidak ada di Indonesia. Biom yang ada di Indonesia antara lain hutan hujan tropis, hutan musim, dan sabana. Melalui biom inilah kita akan mengetahui persebaran flora di Indonesia. Mari kita bahas satu per satu.


a. Hutan Hujan Tropis
Indonesia termasuk wilayah dunia yang memiliki hutan hujan tropis cukup luas. Ini tentu saja erat kaitannya dengan iklim di Indonesia yang sangat mendukung terbentuknya biom tersebut. Biom ini terbagi menjadi beberapa subbiom sebagai berikut.

1) Hutan Hujan Pegunungan Tinggi
Hutan hujan pegunungan tinggi terdapat di sebagian wilayah Sumatra, Sulawesi, Papua, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Ciriciri hutan hujan pegunungan tinggi sebagai berikut.
a) Terdapat pada ketinggian 1.500–2.400 m dpl (meter di atas
    permukaan laut).
b) Jenis tumbuhannya lebih sedikit jika dibandingkan
    dengan hutan hujan pegunungan rendah.
c) Biasanya pohon-pohonnya berdiameter lebih besar, daundaunnya
    lebih kecil, dan tidak berakar papan.
d) Pohon-pohon yang paling umum dijumpai antara lain
    berangan/riung, waru batu/waru teja, dan cemara.

2) Hutan Hujan Pegunungan Rendah
Ciri-ciri hutan hujan pegunungan rendah sebagai berikut.
a) Terdapat pada ketinggian 500–1.500 m dpl.
b) Tingkat variasi jenis tumbuhannya sangat kuat
    yang terdiri atas tiga tingkat, yaitu:
   (1) tingkat pertama mencapai tinggi 30–40 m
        dan ada yang tingginya 50–60 m,
   (2) tingkat kedua mencapai tinggi 15–20 m, serta
   (3) tingkat ketiga mencapai tinggi 5–10 m.
c) Pohon-pohon riung/meranak dan petir membentuk
atap hutan, sedang pohon-pohon
rasamala serta cemara gunung merupakan
pohon-pohon tertinggi yang menyeruak keluar
dari atap hutan.

3) Hutan Tropika Dataran Rendah
Hutan tropika dataran rendah juga sering disebut hutan keruing atau hutan lagan. Jenis hutan ini mempunyai flora yang paling kaya dan beraneka ragam jika dibandingkan dengan jenis-jenis hutan lainnya di dunia Hutan tropika dataran rendah di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hutan tropika dataran rendah di kawasan barat Indonesia dan hutan tropika dataran rendah di kawasan timur Indonesia. Hutan tropika dataran rendah di kawasan barat Indonesia didominasi oleh suku keruing dengan banyak jenis dari marga mersawa, pohon kapur, balau, damar, meranti, dan giam. Sebanyak 70% dari jenis-jenis pohon tersebut berdiameter 40–80 cm, 25% berdiameter 80–120 cm, dan 4% berdiameter lebih dari 120 cm.




4) Hutan Subalpin
Hutan subalpin juga disebut hutan kabut atau hutan berlumut. Hutan ini banyak terdapat di Papua di mana terdapat pegunungan yang tinggi. Ciri-ciri hutan subalpin sebagai berikut.
a) Terdapat pada ketinggian 2.400–4.000 meter di atas
    permukaan laut.
b) Pohon-pohonnya rapat, tetapi rendah. Tinggi pohon
    berkisar antara 8–20 meter.
c) Jumlah jenis pohon sedikit dengan batang-batang
    yang membengkok dan diselimuti berjenis-jenis lumut.

5) Hutan Pantai
Juga dikenal sebagai formasi butun. Jenis hutan ini terdapat di dinding pantai di belakang pantai-pantai berpasir yang dihuni oleh biota pantai. Adapun ciriciri hutan pantai sebagai berikut.
a) Hutan ini dihuni oleh berbagai jenis pohon butun
    seperti dadap, pandan laut, dan cemara laut.
b) Susunan tumbuhan hutan pantai di daerah-daerah
    yang basah serupa dengan di daerah kering musiman.



6) Hutan Mangrove
Hutan mangrove juga disebut hutan bakau atau hutan air payau. Hutan bakau tumbuh subur di daerah pantai berlumpur yang terlindung, terutama pada daratan menjorok ke laut. Di hutan ini zonasi jenis-jenis pohon yang mendominasi hampir sejajar dengan garis pantai. Adapun ciri-ciri hutan bakau sebagai berikut.
a) Jenis tanahnya berlumpur, berlempung, atau berpasir
    dengan bahan-bahan yang berasal dari lumpur, pasir,
    pecahan karang.
b) Lahannya tergenang air laut secara berkala setiap hari
    sampai daerah yang hanya tergenang saat pasang purnama.
c) Mendapat cukup pasokan air tawar dari darat yang
    berfungsi untuk menurunkan salinitas serta menambah
    pasokan unsur hara dan lumpur.
d) Airnya payau dengan salinitas antara 2–22 ppm (1 ppm
     = 0,05%) atau asin dengan salinitas mencapai 38 ppm.
Zona atau daerah hutan mangrove yang ke arah daratan, pada umumnya bercampur dengan rawa air tawar. Daerah semacam ini diduga ada kaitannya dengan salinitas dan sifatsifat tanah. Zonasi hutan mangrove di Jawa, Maluku, dan kemungkinan
di pulau-pulau lainnya cenderung serupa dengan zona hutan mangrove di Sumatra. Adapun hutan mangrove di Sumatra dibagi menjadi empat sebagai berikut.
a) Zona pionir, yang dirajai oleh api-api sering berasosiasi
    dengan perepat laut.
b) Zona burus, bakau, dan belabu/niri.
c) Zona nipah, yang juga sering berasosiasi dengan perepat
    laut.
d) Zona hutan rawa gambut.
Indonesia memiliki hutan bakau terluas di dunia, kemudian disusul Nigeria, Meksiko, dan Australia. Menurut perkiraan, luas hutan bakau di Indonesia mencapai 4,25 juta hektare (Giesen, 1993). Sekarang luas tersebut sudah mengalami penyusutan akibat berbagai alih fungsi lahan menjadi lahan pertambakan, pertanian, dan permukiman. Hutan bakau terluas di Indonesia terdapat di Papua (58%), Sumatra (19%), dan Kalimantan (16%). Flora yang hidup di hutan bakau Indonesia meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit, dan 1 sikas. Di hutan bakau terdapat 47 tumbuhan hutan bakau sejati, antara lain bakau, burus, palem, perepat, dan api-api.

7) Hutan Rawa
Hutan rawa adalah hutan yang tumbuh di daerah-daerah rawa. Tanah rawa terdiri atas tanah aluvial atau tanah gambut. Tanah aluvial terbentuk dari hasil endapan aliran sungai. Sedangkan tanah gambut terbentuk dari hasil pembusukan tumbuh tumbuhan rawa yang sudah mati. Rawa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu rawa pasang surut dan rawa nonpasang surut.
a) Rawa pasang surut adalah rawa yang terdapat di daerah
    pesisir yang pada umumnya dipengaruhi oleh pasang surut
    air laut.
b) Rawa nonpasang surut adalah rawa yang terdapat di
    daratan yang letaknya jauh dari pantai, tetapi di dekat
    sungai atau lahan basah lainnya.
Hutan rawa di Indonesia dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.
a) Hutan Rawa Gambut
Tipe hutan ini terdapat di perairan oligotrofik, yaitu perairan yang sangat rendah kandungan zat haranya untuk kehidupan binatang dan tumbuhan. Keadaan ini memungkinkan terbentuknya gambut. Lapisan gambut yang terbentuk dapat sangat dalam (mencapai 20 m) dan diameternya bisa mencapai beberapa kilometer. Hutan rawa gambut terbentuk di daerah pesisir sebagai lahan basah pesisir maupun lahan basah daratan yang mengandung kumpulan gambut dalam jumlah yang besar/tebal. Adapun ciri-ciri hutan rawa gambut sebagai berikut.
(1) Terletak di daerah pesisir sebagai lahan basah pesisir
     maupun lahan basah daratan di belakang hutan bakau.
(2) Lapisan gambut pada hutan rawa gambut sangat besar
     atau tebal.
(3) Keadaan tanahnya miskin unsur-unsur hara (mineral
     yang diperlukan tumbuhan).
(5) Pohon-pohonnya memiliki garis tengah yang sangat
     kecil.
Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan rawa gambut terluas di dunia (Sanda, 1996). Luas hutan rawa gambut di Indonesia antara 16,5–27 juta hektare(Davies dkk., 1995). Hutan rawa gambut terluas di Indonesia terdapat di pantai timur Sumatra, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Di Pulau Jawa hanya
terdapat sedikit hutan rawa gambut, yaitu Rawa Danau di Serang (Banten). Tumbuhan yang hidup di hutan rawa gambut adalah ramin, suntai, semarum, durian burung, terentang, dan meranti rawa. Tumbuhan tersebut memperlihatkan zonasi yang memusat. Di Kalimantan hutan rawa gambut berpusat pada suatu pulau pasir. Di Sumatra jenis tumbuhannya berpusat pada endapan gambut yang paling tebal. Semakin ke pinggir, ketebalan endapan gambut semakin berkurang.
b) Hutan Rawa Air Tawar
     Hutan rawa air tawar merupakan tipe lahan basah yang biasa ditemukan pada tanah aluvial dataran rendah. Adapun ciri-ciri hutan rawa air tawar sebagai berikut.      
(1) Terletak di antara dua sungai dan jauh masuk ke pedalaman atau pada dataran                                                 luas dekat pantai serta berada di antara hutan rawa gambut dan hutan                                                                                             dataran rendah.
(2) Digenangi air secara tetap atau musiman, baik air
     hujan maupun limpahan air sungai.
(3) Lapisan gambut pada hutan air tawar hanya sedikit
     atau tidak mengandung gambut sama sekali.
(4) Tanahnya berupa tanah aluvial yang subur dan
     memiliki sistem pengairan yang baik.
(5) Air yang menggenangi berasal dari air hujan, air
     sungai, dan air permukaan lainnya.
(6) Pohon-pohonnya memiliki garis tengah (diameter)
     lebih kecil jika dibandingkan pohon-pohon pada hutan
     dataran rendah, tetapi lebih besar jika dibandingkan
     pohon-pohon pada hutan rawa gambut.